CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Thursday, April 23, 2009

Memperingati Hari Bumi 2008

Hari Bumi Sedunia selalu diperingati setiap tanggal 22 April, jadikan bumi tempat tinggal yang nyaman bagi manusia oleh karena itu kita wajib memelihara bumi dan lingkungannya.

Pada tulisan saya tanggal 20 April 2008 berjudul Sedekah Bumi dan Ruwat Bumi isinya merupakan suatu cara bagaimana bumi dalam hal ini tanah dijaga kesuburannya dalam rangka mengatasi kelangkaan pangan dan global warming (pemanasan global).

Bumi yang kita tempati memiliki sejarah panjang hampir sama dengan usia tata surya kita, yaitu sekitar 5 milyar tahun. Planet Bumi atau Planet Biru telah mengalami banyak hal ekstrim termasuk diantaranya bumi sangat panas pada masa pembentukannya, hujan meteor, zaman es, letusan gunung api super hingga hujan dan badai.

Pada Zaman Es (berakhir sekitar 10.000 tahun yang lalu), dimana bumi membeku selama berjuta tahun telah menyebabkan punahnya beribu jenis mahluk hidup khususnya ketika terjadi Toba Super Volcano, dan ketika es mencair membentuk komposisi daratan dan lautan yang hampir sama seperti sekarang.

Pada Zaman Es (era Pleistocene) telah terjadi letusan gunung api super Toba (Toba Super Volcano) di Sumatera Utara, sekitar tiga ribu kubik material dimuntahkan dari perut bumi telah menutupi sinar matahari menyebabkan suhu bumi turun 3 – 5 derajat Celcius. Dengan turunnya suhu bumi yang ekstrim banyak mahluk hidup tidak bertahan, menurut para analis manusia yang bertahan antara 1.000 sampai 10.000 orang.

Mahluk hidup yang ada hari ini termasuk manusia (homo sapiens) merupakan hasil dari seleksi alam, bertahannya manusia dalam seleksi alam tersebut adalah suatu hal yang patut disyukuri mengingat alam terkadang tidak bersahabat dengan mahluk hidup yang ada didalamnya.

Ketika alam yang tidak bersahabat dengan manusia misalnya saat badai, gempa bumi, gunung meletus, tsunami dan sebagainya, berarti musibah atau bencana bagi kelangsungan hidup manusia. Adanya bencana alam membuktikan kepada manusia, bahwa alam tidak membutuhkan manusia, oleh karenanya manusia harus pandai membaca isyarat alam agar selamat.

Manusia harus santun terhadap alam, kelangsungan hidup umat manusia bisa jadi tergantung pada kesantunan kita terhadap alam, kita harus membaca isyaratnya. Pemanasan global dan kelangkaan pangan adalah salah satu isyarat bagi manusia agar kita santun terhadap alam, merawat bumi (sedekah bumi) dengan cara memberi nutrisi pada bumi (tanah) adalah salah satunya.

Ingat kita hanya punya satu kesempatan dengan satu bumi yang kita tempati, yang dititipkan Tuhan untuk anak cucu kita.


0 comments: